Merenung di Sepertiga

Ketika goresan pena makin membosankan
Telah saatnya hadirkan pertanyaan dalam relung jiwa
Tentang apakah ini?
Tentang kehadiran siapakah ini?
Rasanya tak lagi mampu jiwa menyelaminya sendiri
Membentang tabir yang enggan dibuka
Melepas mimpi yang enggan dikatakan

Memahami setiap pesan yang disampaikan
Melukiskan setiap cerita tentang hati, 
serta panggilan-panggilan yang hadir bersamanya
Makin dalamkah atau mungkin memudar,
Ketika arti kegelisahan bukan lagi tentang diam
Serta teriakan tak lagi bermakna kemarahan,
Dan tatapan mata tak lagi bermakna keinginan
Kita punya jiwa, namun milik siapa?
Nyanyian hati, namun bagaimana?
Amarah, namun apa?
Mimpi yang hadir, namun milik siapa?
Kita juga punya sebuah tatapan, namun, demi apa?
Sayangnya Tuhan punya sejuta jawaban
Membungkusnya dengan rapi,
Tanpa menanyakan kita pesan atau tidak,
Dan sayangnya, kita, menerima bingkisan itu bagai beruk yang lapar,
Hingga hanya menyisakan caci maki, sumpah serapah semata
Tanpa menengok bahwa itu salah kita
Tanpa belajar tentang indahnya bingkisan itu

--Antara Kamis menuju Jumat--00:50
SOC/26 to 27 Feb 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jodoh Pasti Ketemu

#Danau Tengah Sawah

Membuat Piring dengan CorelDraw