Duka untuk Hercules C-130
Penghujung
Juni 2015 menjadi sebuah cerita miris tersendiri bagi saya. Pesawat Hercules
C-130 yang sedianya terbang menuju ke Lanud Tanjung Pinang, Riau harus jatuh di
Jl. Jamin Ginting Medan, Sumut. Tak satupun penumpang yang selamat dalam
kejadian itu. Yang semakin miris adalah karena beberapa waktu sebelum kejadian
ini terjadi, berita tentang pengajuan dana aspirasi dengan nominal “milyar”
tengah disuarakan oleh orang-orang yang duduk di Senayan. Sebuah gambaran carut
marutnya negeri ini juga para wakil rakyat yang katanya bertugas untuk
menyampaikan aspirasi rakyat malah hanya menjadi cakil rakyat. Mereka lebih
mementingkan aspirasi mereka sendiri dengan mengusulkan dana aspirasi dengan
jumlah yang fantastis. Lalu untuk kepentingan siapakah dana aspirasi yang
mereka ajukan? Untuk kepentingan negeri ini? Kepentingan rakyat kecil? Kepentingan
janda-janda miskin? Atau kepentingan anak-anak jalanan yang tidak terurus oleh negara?
Atau malah hanya untuk kepentingan mereka sendiri, dan kepentingan partai yang
mengusung mereka?
Hal lain yang menjadikan saya semakin mengelus dada adalah ketika mendengar bahwa pesawat Hercules C-130 telah berumur 50 tahun. Pesawat yang lebih tua dari para penumpangnya sendiri. Pesawat yang usianya hamper sama dengan negeri ini. Pesawat yang tentu saja memiliki peran yang penting sejak ia dibeli hingga hari jatuhnya di Medan, yang seakan menyuarakan ia tak sanggup lagi bekerja sama dengan para prajurit negeri ini karena telah begitu uzur usianya, seakan menyuarakan untuk purna tugas.
Rasanya sangat tidak adil ketika anak-anak bangsa yang mengabdi pada negeri harus pergi karena kecelakaan seperti ini. Sedangkan kebutuhan pribadi yang hanya untuk menuruti kehidupan hedonism terus disuarakan di gedung megah di Senayan sana. Lalu kenapa tak kalian suarakan tentang pembenahan serta peremajaan alutsista untuk pertahanan Negara? Atau mungkinkah mereka sudah tak lagi diperlukan untuk membela Negara karena musuh yang sebenarnya tengah tumbuh dalam konstitusi negeri ini? Yang sebenarnya tengah menjajah negerinya sendiri dengan “mengatasnamakan rakyat”?
Kami yang ada di sini hanya mampu berdoa dan berharap semoga kelak orang-orang yang mewakili suara kami benar-benar tulus mewakili kami, benar-benar berdiri di atas azas kejujuran serta murni memperjuangkan kesejahteraan rakyat serta negaranya, menanam benih-benih terbaik di tanah air Indonesia. </lik>
Hal lain yang menjadikan saya semakin mengelus dada adalah ketika mendengar bahwa pesawat Hercules C-130 telah berumur 50 tahun. Pesawat yang lebih tua dari para penumpangnya sendiri. Pesawat yang usianya hamper sama dengan negeri ini. Pesawat yang tentu saja memiliki peran yang penting sejak ia dibeli hingga hari jatuhnya di Medan, yang seakan menyuarakan ia tak sanggup lagi bekerja sama dengan para prajurit negeri ini karena telah begitu uzur usianya, seakan menyuarakan untuk purna tugas.
Rasanya sangat tidak adil ketika anak-anak bangsa yang mengabdi pada negeri harus pergi karena kecelakaan seperti ini. Sedangkan kebutuhan pribadi yang hanya untuk menuruti kehidupan hedonism terus disuarakan di gedung megah di Senayan sana. Lalu kenapa tak kalian suarakan tentang pembenahan serta peremajaan alutsista untuk pertahanan Negara? Atau mungkinkah mereka sudah tak lagi diperlukan untuk membela Negara karena musuh yang sebenarnya tengah tumbuh dalam konstitusi negeri ini? Yang sebenarnya tengah menjajah negerinya sendiri dengan “mengatasnamakan rakyat”?
Kami yang ada di sini hanya mampu berdoa dan berharap semoga kelak orang-orang yang mewakili suara kami benar-benar tulus mewakili kami, benar-benar berdiri di atas azas kejujuran serta murni memperjuangkan kesejahteraan rakyat serta negaranya, menanam benih-benih terbaik di tanah air Indonesia. </lik>
Komentar
Posting Komentar