Cerita Tentang Malam
***
Hanya
malam yang jadi kawan ketika kutuliskan ini,
Meski
ia akan pergi meninggalkanku sesaat lagi,
Hanya
sepinya suasana ini yang jadi pelengkap,
Hanya
desiran dinginnya angin yang membelaiku,
Meski
esok pagi hangat mentari kan menyapa dan terik kan meraja,
Meski
ia pergi,
Meski
ia berganti riuh,
Meski
kan menjadi panas,
Aku
tetap rindu pada malam,
Malam,
selalu datang,
Malam,
selalu jadi misteri,
***
Seperti
kau,
Kau
juga misteri,
Akankah
kita bersama, atau
Memang
kita selalu berdiri di ujung yang berbeda,
Hhhh..
Sayangnya
Tuhan tidak seperti aku,
Andai
saja Ia seperti aku pasti ia kan setuju,
Pasti
ia kan ijinkan kau jadi milikku,
Tapi
Tuhan itu Maha Tahu,
Maka,
bila suatu hari memang kaulah orangnya,
Aku
tak kan mampu berlari,
Bila
itu buka kau,
Jangan
pernah kau hadir dalam bayangku,
Maka
biarkan semua berjalan,
Berjalan
seperti sedia kala,
Saat
kau dan aku belum bertemu,
Jangan
kau taruh harapan yang begitu besar,
Hingga
kau ijinkan setan hadirkan bayangku dalam anganmu!
Kau
tahu karena aku pun juga tak ingin bayangmu menjadi harapan yang terlalu
bagiku,
Kau
tahu kita belum halal, hhh,
Kebenaran
itu hanya milik-Nya,
Jadi
jangan pernah menyandingkan cinta nafsu
***
(Boyolali, Februari-2013)
Komentar
Posting Komentar