Hujan dan Kau

Aku telah terlalu sering menuliskan tentang hujan,
Namun, tak pernah rasanya bosan itu datang
Hujan seakan hadir dengan nyanyiannya sendiri
Ia seakan mendengar lagu dalam hati-hati yang sepi
Ia seakan mengenali deretan puisi jiwa-jiwa yang rindu


Iya, rindu
Sama seperti aku yang duduk di bawahnya,
Menikmati aroma serta setiap ketukan nadanya
Sambil terus menyanyikan sebuah lagu untukmu
Lagu rinduku padamu
Serta kutipan kata-kata romantis yang coba kurangkai
Seandainya kau tlah hadir di sini,
Duduk bersamaku menikmati hujan malam ini
Sambil bercerita tentang aromanya yang khas,
Sejuknya yang menenangkan
Kerinduan yang begitu syahdu
Dan seakan berbisik tentang cinta kita

Iya, dia jadi saksi dan sekaligus backsound
Iramanya tak pernah membosankan
Ketukan yang begitu berkelas
Seakan membangkitkan rasa yang tengah tertidur lama
Dan kemudian aku bertanya padamu,
“Haruskah aku sambut hujan itu sayang?”
Kau pun hanya akan berbisik di telingaku,
“Tak perlu kau sambut ia, namun persilakan ia masuk ke setiap relung jiwamu”
Kemudian kau kecup kening ini
“Hujan itu seperti cinta dan kerinduan, jika terlalu berlebihan tidak baik”
“Namun jika kau malu mengakuinya kau akan merasa sesak nafas”

Sayang, benar saja hujan ini semakin menggemakan suara
Berlomba bagai genderang perang
Kemudian lirih bagai petikan gitar
Lalu perlahan berubah bak irama piano
Kemudian kau tambahkan bisikan manis
“Tentu saja mengakui pada yang halal, bukan mengakui cinta pada yang belum halal”

Hujan seakan mengiyakan kata-katamu
Ia lebih bersemangat lagi
Ritme ini yang akan aku rindu sayang
Umpama suara alam yang menenggelamkan kita
Dan hujan inilah masterpiece pertunjukannya

Namun, kemudian hujan pula yang menyadarkanku
Bahwa yang kau katakan masih dalam mimpiku
Karena kau belum hadir di sini
Layaknya gesekan biola yang semakin cepat
Ritme hujan ini mengiringi rasa sadarku akan kau yang belum tersketsa
Berharap kau pun menikmati indahnya hujan malam ini
Layaknya batas pertemuan kering dan hujan
Di sana,
Ia, pasti kita akan bertemu
Kenapa jadi sendu hujan malam ini?
Beriring guntur perlahan mengakhiri kata-kataku

|Under the Rainy Night|270515|

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jodoh Pasti Ketemu

#Danau Tengah Sawah

Membuat Piring dengan CorelDraw