Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Welcome 2016?

Ya, hari ini hari terakhir di tahun 2015. Bukan apa-apa sih, saya cuman pengen menyempatkan waktu membuat postingan di akhir tahun 2015 ini, selain karena tahun 2015 ini baru ada beberapa postingan di tempat saya membat orat-oret ini. Yeay,,, Apa sih sebenarnya tahun baru itu? Kenapa hampir setiap di penghujung hari di akhir tahun setiap orang sibuk sendiri-sendiri membuat rencana ataupun agenda yang bahkan lebih tepat bisa disebut "ritual".

Jodoh Pasti Ketemu

Gambar
Kemarin, masih pagi baru saja sampai di tempat kerja. Seorang teman sudah membagi-bagikan selembar kertas pertanda kebahagiaan. Sebuah undangan pernikahan berwarna hitam yang didesain sendiri dan sengaja ditambahkan sebuah logo klub sepak bola terkenal. Meski dibuat gradasi dengan tingkatan warna yang tidak jauh berbeda, namun logo itu masih bisa ditangkap terlebih bagi saya, seorang yang tengah menunggu kapan bisa mencantumkan nama di sebuah undangan yang didesain sendiri. Terlihat jelas dalam undangan itu sebuah aura bahagia karena dapat menyanding wanita yang telah lama jadi pujaan hati untuk mendampingi perjalanan rumah tangga.

Puisi Untuk Negeriku, [In Memorian Hercules C130]

Aku heran dengan keadaan negeri ini, Apa yang semestinya dilakukan, Orang-orang berebut kekuasaan di atas sana, Yang harusnya menjadi wakil rakyat namun, tak jarang malah menjadi cakil rakyat Lalu apa yang salah dengan negeri ini? Orang-orang yang semestinya bisa memperjuangkan negeri ini, Hanya mengeruk keutungan untuk kantongnya sendiri, Memikirkan perut mereka sendiri, Lalu apa yang salah dengan negeri ini? Ketika aku melihat mereka, para prajurit yang rela memperjuangkan negeri ini, Hanya menjadi tumbal atas kepentingan pribadi, Bukankah seharusnya mereka layak menerima yang terbaik? Lalu apa yang salah dengan negeri ini? Rest In Peace -- Untuk seluruh prajurit yang gugur dalam menjalankan tugas dalam peristiwa Hercules C-130 --

Duka untuk Hercules C-130

Gambar
Penghujung Juni 2015 menjadi sebuah cerita miris tersendiri bagi saya. Pesawat Hercules C-130 yang sedianya terbang menuju ke Lanud Tanjung Pinang, Riau harus jatuh di Jl. Jamin Ginting Medan, Sumut. Tak satupun penumpang yang selamat dalam kejadian itu. Yang semakin miris adalah karena beberapa waktu sebelum kejadian ini terjadi, berita tentang pengajuan dana aspirasi dengan nominal “milyar” tengah disuarakan oleh orang-orang yang duduk di Senayan. Sebuah gambaran carut marutnya negeri ini juga para wakil rakyat yang katanya bertugas untuk menyampaikan aspirasi rakyat malah hanya menjadi cakil rakyat. Mereka lebih mementingkan aspirasi mereka sendiri dengan mengusulkan dana aspirasi dengan jumlah yang fantastis. Lalu untuk kepentingan siapakah dana aspirasi yang mereka ajukan? Untuk kepentingan negeri ini? Kepentingan rakyat kecil? Kepentingan janda-janda miskin? Atau kepentingan anak-anak jalanan yang tidak terurus oleh negara? Atau malah hanya untuk kepentingan mereka sendi...

Hujan dan Kau

Aku telah terlalu sering menuliskan tentang hujan, Namun, tak pernah rasanya bosan itu datang Hujan seakan hadir dengan nyanyiannya sendiri Ia seakan mendengar lagu dalam hati-hati yang sepi Ia seakan mengenali deretan puisi jiwa-jiwa yang rindu

Cara Tuhan Menegur

Tuhan seakan tak pernah ingin hamba-Nya berlari terlalu jauh dan tersesat. Hari ini Ia seakan menegurku dengan sebuah hal yang tidak asing. Sudah beberapa minggu aku merasa hidup itu terasa memuakkan, terlalu lelah untuk dijalani. Serasa tidak kuat lagi untuk berlari sendirian melawan arus di dunia ini,. Ingin berhenti saja di sini, tak ingin berjalan lebih jauh. Mimpi dan cita-cita yang pernah ditulis dengan menggebu-gebu seakan tak berarti sama sekali. Untuk apa? Untuk siapa? Apa yang aku cari? Siapa yang ingin aku temui? Bahkan aku sempat meninggalkan aktivitas menuntut ilmu untuk beberapa saat. Ya, seakan berada di sebuah persimpangan jalan, namun tidak tahu arah mana yang harus diambil. Jadi, lebih baik berhenti, mencoba menyusuri arah yang sama-sama tidak tahu ujungnya.

KAU JADI DOAKU

Biarkan aku terus memujamu dalam diam ini Menulis serta mengeja namamu sebagai doa wajib untukku Mengingat setiap hari-hari yang terlewati bersama bayanganmu Ya, meski hanya bayanganmu Engkau yang berada jauh di sana

Arti Kata Munafik [in my note]

Kau bertanya tentang kemunafikan? Tanyalah pada dirimu sendiri Buka kembali lembaran-lembaran yang kau khianati Buka kembali tabir-tabir yang sengaja kau bungkam Buka kembali setiap keheningan yang kau paksa menjerit Sudahkah kau temukan? Jika belum kau temukan maka,

Cerita di Batas Senja

Mampukah kita terjemahkan suara alam ini? Menelaah setiap kisah Membaur dalam pandangan yang terkadang kabur Membaca setiap apa yang bisa dibaca Seakan duka jiwa menjadi penguntai Dalam resah jiwa dan kegundahan Siapa kita?

"Taman Urban" Edupark UMS

Gambar
Finally. Kesampaian juga main ke salah satu “Taman Urban” di Kota Solo. Hehe, nyebutnya “Taman Urban” saya rasa nggak keterlaluan juga. Ya secara, sekarang ini di Solo lagi musimnya migrasi sawah menjadi perumahan hingga akhirnya mau melihat pemandangan hijau yang membentang bak permadani tak lagi terwujud. Nggak terkecuali di desa-desa sih. Di sekitar Solo pinggiran pun juga nggak terlewatkan atas “migrasi” itu. Back to the Urban Garden , kembali ke cerita taman urban. Ini nih, salah satu area buat menikmati bentangan tanaman hijau. Taman Urban ini bernama EduPark. Sebuah taman dengan tujuan sebagai salah sarana olahraga dan rekreasi keluarga anak ini dikelola UMS (Univesitas Muhammadiyah Surakarta). Taman yang beberapa tahun lalu masih berupa lahan dengan sebuah bengkel AHASS yang bekerja sama dengan UMS itu kini berubah fungsi. Ya, lebih berfungsi sih menurut saya,, hehe, lebih terkenal? Ia. Lebih asyik? Ia. Lebih hijau? Jelas. Lebih bermanfaat? Capcus banget.

Merenung di Sepertiga

Ketika goresan pena makin membosankan Telah saatnya hadirkan pertanyaan dalam relung jiwa Tentang apakah ini? Tentang kehadiran siapakah ini? Rasanya tak lagi mampu jiwa menyelaminya sendiri Membentang tabir yang enggan dibuka Melepas mimpi yang enggan dikatakan

Perpisahan?

Perpisahan bukanlah perpisahan, Kau tahu, perpisahan hanya sebuah cara bagi Tuhan untukku Ia menanamkan percaya dalam diriku, dengan perpisahan ini Jika yang lain membenci perpisahan, 

Kidung Malam

Malam ini, Aku sertakan rasa rinduku Tuhan, Salamku padanya yang berada entah di mana kini, Jaga hatinya,

Senandung Lirih

Dalam lirih alam bersenandung, Dalam sepi ia lantunkan lagunya Hanya sang jiwa-jiwa terpilih yang mampu berdendang bersamanya, Alunan cinta tergambar di sana

Under the Silence

Saat kalian bilang tentang pulang Pulanglah Bahkan aku sendiri tak pernah paham apa arti pulang! Aku tak pernah tahu ke mana harus pulang Dan di mana jalan pulang!